Fast food sudah dikenal sejak lama sebagai
makanan yang kurang sehat, walaupun rasanya memang membuat ketagihan. Ini sudah
bukan sebuah rahasia umum lagi, banyak orang mengetahuinya kecuali anak-anak
kecil. Fast food ini menjadi buruk untuk kesehatan disebabkan oleh metode
memasak makanannya. Dan di balik itu semua, ternyata fast food juga memegang
kontribusi pengaruh terhadap emosi seseorang, khususnya masalah depresi. Mari
baca selengkapnya.
Fast food dan emosi
Sebuah penelitian menyebutkan jika orang
yang sering konsumsi makanan cepat saji atau fast food ini mempunyai resiko
berbeda dibandingkan orang yang makan makanan sehat. Contoh makanan fast food
tersebut misalnya saja donat, pizza, croissant, dan juga burger serta ayam
goreng tepung. Resiko yang dialami oleh orang yang makan fast food tersebut
yaitu mempunyai resiko jauh lebih tinggi untuk mengalami depresi pada
kehidupannya. Selain itu juga muncul dampak negatif lain pada tubuhnya, dan
orang tersebut akan dapat langsung merasakannya.
Beberapa dari penelitian menyebutkan jika
orang yang sering konsumsi fast food akan merasa tak terhubung. Di mana orang
tersebut akan mulai mengalami gejala seperti menarik diri, depresi, kesepian,
serta terisolasi. Ini disebabkan karena lemak jenuh pada fast food tersebut.
Ya, memang rata-rata fast food memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, dan
memang itulah yang menyebabkan rasa dari fast food enak dan juga lumayan
mengenyangkan.
Efek negatif fast food lainnya
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa fast
food memiliki efek negatif untuk orang yang mengkonsumsinya. Adapun efek buruk
lain dari sering makan fast food yaitu membuat ketagihan. Makanan cepat saji
ini termasuk jenis makanan yang bisa mengakibatkan ketergantungan. Anda dapat melihat
orang yang biasa memesan fast food. Jika normalnya orang memesan makanan
secukupnya, tetapi tidak di gerai fast food. Di mana orang-orang umumnya
tergoda memesan lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Dan tentu saja, ini
juga di luar extra menambah ukuran dari fast food yang dipesan, contohnya yang
medium atau large. Di mana orang sangat jarang memesan yang small, mereka lebih
suka porsi besar sekali pesan.
Fast food membuat cepat gemuk
Fast food juga memiliki sifat dapat membuat
orang yang mengkonsumsinya cepat gemuk. Jika tubuh menjadi gemuk, otomatis
orang tersebut akan merasa depresi serta tak percaya diri, itu karena bentuk
tubuhnya. Anda tentu bisa melihat tubuh seorang model tak ada yang gemuk.
Beberapa di antara orang tersebut mungkin juga akan menghilangkan kebiasaan
makan fast food dan mencoba makan makanan yang lebih sehat. Dan memang makanan
sehat tersebut bisa memperbaiki mood menjadi lebih baik untuk sementara waktu.
Namun seringkali orang-orang ingin menyantap fast food lagi, walau mereka sudah
mengerti resiko buruk di baliknya, entah itu karena masalah harga atau yang
lain. Dengan begitu, berat badan berlebih pun akan kembali lagi, dan mood orang
tersebut akan turun drastis lagi, dengan kata lain depresi.
Bentuk tubuh juga mempengaruhi kehidupan
sosial seseorang. Tak hanya di kehidupan bermasyarakat, namun juga dunia kerja.
Di mana orang yang tubuhnya berlebihan berat badan cenderung sulit diterima di
tempat kerja, apalagi jika pekerjaan yang dilamar adalah pekerjaan marketing,
di mana bentuk tubuh dan rupa sangat berpengaruh ke kesuksesan pekerjaan. Sekian
artikel mengenai dampak fast food
terhadap depresi, salam sehat.