Tuesday, April 14, 2015

Dampak fast food terhadap depresi



Fast food sudah dikenal sejak lama sebagai makanan yang kurang sehat, walaupun rasanya memang membuat ketagihan. Ini sudah bukan sebuah rahasia umum lagi, banyak orang mengetahuinya kecuali anak-anak kecil. Fast food ini menjadi buruk untuk kesehatan disebabkan oleh metode memasak makanannya. Dan di balik itu semua, ternyata fast food juga memegang kontribusi pengaruh terhadap emosi seseorang, khususnya masalah depresi. Mari baca selengkapnya.


Fast food dan emosi

Sebuah penelitian menyebutkan jika orang yang sering konsumsi makanan cepat saji atau fast food ini mempunyai resiko berbeda dibandingkan orang yang makan makanan sehat. Contoh makanan fast food tersebut misalnya saja donat, pizza, croissant, dan juga burger serta ayam goreng tepung. Resiko yang dialami oleh orang yang makan fast food tersebut yaitu mempunyai resiko jauh lebih tinggi untuk mengalami depresi pada kehidupannya. Selain itu juga muncul dampak negatif lain pada tubuhnya, dan orang tersebut akan dapat langsung merasakannya.
Beberapa dari penelitian menyebutkan jika orang yang sering konsumsi fast food akan merasa tak terhubung. Di mana orang tersebut akan mulai mengalami gejala seperti menarik diri, depresi, kesepian, serta terisolasi. Ini disebabkan karena lemak jenuh pada fast food tersebut. Ya, memang rata-rata fast food memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi, dan memang itulah yang menyebabkan rasa dari fast food enak dan juga lumayan mengenyangkan.

Efek negatif fast food lainnya

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa fast food memiliki efek negatif untuk orang yang mengkonsumsinya. Adapun efek buruk lain dari sering makan fast food yaitu membuat ketagihan. Makanan cepat saji ini termasuk jenis makanan yang bisa mengakibatkan ketergantungan. Anda dapat melihat orang yang biasa memesan fast food. Jika normalnya orang memesan makanan secukupnya, tetapi tidak di gerai fast food. Di mana orang-orang umumnya tergoda memesan lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Dan tentu saja, ini juga di luar extra menambah ukuran dari fast food yang dipesan, contohnya yang medium atau large. Di mana orang sangat jarang memesan yang small, mereka lebih suka porsi besar sekali pesan.

Fast food membuat cepat gemuk

Fast food juga memiliki sifat dapat membuat orang yang mengkonsumsinya cepat gemuk. Jika tubuh menjadi gemuk, otomatis orang tersebut akan merasa depresi serta tak percaya diri, itu karena bentuk tubuhnya. Anda tentu bisa melihat tubuh seorang model tak ada yang gemuk. Beberapa di antara orang tersebut mungkin juga akan menghilangkan kebiasaan makan fast food dan mencoba makan makanan yang lebih sehat. Dan memang makanan sehat tersebut bisa memperbaiki mood menjadi lebih baik untuk sementara waktu. Namun seringkali orang-orang ingin menyantap fast food lagi, walau mereka sudah mengerti resiko buruk di baliknya, entah itu karena masalah harga atau yang lain. Dengan begitu, berat badan berlebih pun akan kembali lagi, dan mood orang tersebut akan turun drastis lagi, dengan kata lain depresi.
Bentuk tubuh juga mempengaruhi kehidupan sosial seseorang. Tak hanya di kehidupan bermasyarakat, namun juga dunia kerja. Di mana orang yang tubuhnya berlebihan berat badan cenderung sulit diterima di tempat kerja, apalagi jika pekerjaan yang dilamar adalah pekerjaan marketing, di mana bentuk tubuh dan rupa sangat berpengaruh ke kesuksesan pekerjaan. Sekian artikel mengenai dampak fast food terhadap depresi, salam sehat.